Minggu, 14 Oktober 2012

Generasi Qurani yang unik


Ada suatu kenyataan sejarah yang patut direnungkan oleh setiap ummat Islam di setiap tempat dan di setiap waktu. Mereka patut merenungkannya lama-lama, karena ia mempunyai pengaruh yang menentukan bagi metode dan arah pengajaran/pembelajaran Islam. 
Da'wah Islam pernah menghasilkan suatu generasi manusia, yaitu generasi sahabat -Semoga Allah meridhai mereka- suatu generasi yang mempunyai ciri tersendiri dalam seluruh sejarah Islam, dalam seluruh sejarah ummat manusia. 
Lalu da'wah ini tidak pernah menghasilkan jenis yang seperti ini sekali lagi. Memang terdapat orang-orang itu sepanjang sejarah. Tetapi belum pernah terjadi sekalipun juga bahwa demikian banyaknya, pada suatu tempat, sebagaimana yang pernah terjadi pada periode pertama dari kehidupan da'wah
ini.

Kenyataan ini jelas terjadi. Ia mempunyai makna yang patut direnungkan lama-lama, dengan harapan kita mengetahui hasilnya.
 
Qur'an yang dimiliki da'wah ini di tangan kita. Hadits Rasulullah Saw. Dan petunjuk-petunjuknya yang praktis, semuanya juga ada di tangan kita. Demikian juga sejarahnya yang mulia. Sebagaimana semuanya itu juga terdapat di tangan generasi yang pertama itu. Yang tidak ada sekarang hanyalah diri-pribadi Rasulullah Saw. Apakah ini yang menjadi rahasianya?

Andaikata adanya pribadi Rasulullah Saw itu demikian menentukan da'wah ini agar dapat mendapatkan buahnya tentulah Allah tidak menjadikannya sebagai risalah terakhir dan untuk seluruh ummat manusia. Tentu tidak akan diserahkan kepadanya persoalan manusia di atas bumi ini, sampai kepada masa yang terakhir.

Tetapi Allah telah menjamin untuk memelihara ketinggian da'wah ini dan mengajarkan bahwa da'wah ini mungkin berjalan terus setelah tidak adanya Rasulullah Saw. Jadi tidak adanya diri Rasulullah Saw tidak dapat memberikan tafsiran atau merupakan sebab dari peristiwa sejarah itu.

Lalu, marilah kita teliti sebab yang lain. Marilah kita lihat sumber tempat pengambilan generasi pertama. Mungkin ada yang telah berubah dalam hal ini. Kita perhatikan metode yang mereka pergunakan, kalau-kalau ada yang juga telah berubah dalam hal ini.

Sumber pertama yang menjadi tempat pengambilan generasi itu adalah Al Qur'an. Al Qur'an saja. Hadits dan petunjuk Rasullah Saw adalah hanya salah satu bekas dari sumber itu: "Sewaktu A'isyah Ra. ditanya tentang budi pekerti Rasul Saw ia berkata: Budi pekertinya adlaah Al Qur'an" (Hadits Nasai) Jadi Al Qur'an satu-satunya sumber tempat pengambilan mereka, standard yang menjadi ukuran mereka dan tempat dasar mereka berfikir. 
Hal ini bukan karena manusia di jaman itu tidak mempunyai peradaban, atau pengetahuan, atau ilmu, atau buku, atau studi. Waktu itu ada kebudayaan Romawi, yang sampai sekarang masih dihayati Eropa. Juga bekas-bekas peninggalan peradaban, logika, filsafat, dan kesenian Yunani Kuno, dan sampai sekarang masih tetap merupakan sumber pemikiran Barat. Juga peradaban Persia, dengan seni, sastra, dongeng, kepercayaan, dan sistem pemerintahan. 
Dan masih banyak peradaban lain, seperti Cina, India, Yahudi, Nasrani dan lain-lain. Jadi yang kurang bukanlah peradaban-peradaban internasional sehingga generasi itu terpaksa membatasi diri kepada Kitab Allah saja. Tetapi hal itu adalah suatu 'rencana' yang telah dibuat. Suatu metode yang disengaja. Hal ini dapat dilihat pada kemarahan Rasulullah Saw. pada waktu melihat di tangan Umar bin Khatab Ra selembar kitab Taurat. Beliau berkata: "Demi Allah, seandainya Nabi Musa hidup di kalangan kamu sekarang ini, ia mesti mengikuti saya." (HR Al Hafiz Abu Ya'la, dari Hammad, dari As-Syabi, dari Jabir)

Jadi ada tujuan Rasulullah Saw untuk membatasi sumber tempat pengambilan generasi pertama itu. Bersihkan jiwa mereka dengan sumber itu. Luruskan keadaan mereka dengan metode sumber itu saja. Karena itulah beliau marah sewaktu beliau melihat Umar Ra mencoba mengambil sumber lain. 
Rasulullah ingin menciptakan suatu generasi yang bersih jiwanya, bersih otaknya, bersih konsepsinya, bersih pemikirannya, bersih kejadiannya dari setiap pengaruh lain. Itulah sebabnya generasi itu mempunyai pengaruh sedemikian unik dalam sejarah. Tetapi setelah itu apa yang terjadi? Segala macam sumber tempat pengambilan generasi-generasi selanjutnya telah bercampur aduk. Banyak telah dituangkan falsafat dan logika Yunani, dongeng dan konsepsi Persia, cerita Israeliyat Yahudi, teologi Kristen dan sisa-sisa peradaban lain. Semuanya ini bercampur aduk dengan tafsir Al Qur'an, dan bercampur aduk juga dengan fiqh dan usul. Sumber yang tercampur aduk inilah yang menjadi sumber tempat pengambilan generasi-generasi setelah generasi yang pertama itu. ... 
Diambil -sedikit modifikasi- dari Bab I buku Petunjuk Jalan, karya Sayyid Qutb

0 komentar:

Posting Komentar